Empat dari lima remaja berusia kurang dari 16 tahun terindikasi telah kecanduan pornografi online. Setidaknya ini menurut survei yang dilakukan otoritas Inggris.
Akses konten pronografi bisa diperoleh dari media apa saja dan dimana saja. Untuk media yang paling mudah, pada era sekarang tentu saja adalah internet.
Hanya dengan sekali klik, maka konten menggiurkan dapat segera dinikmati. Mulai teks, gambar, suara, hingga video, bisa dibilang jika internet surganya pornografi.
Tentu saja pornografi online akan menimbulkan dampat negatif pada remaja. Pengaruh buruk yang ditimbulkan bisa beresiko pada aktivitas keseharian.
Dalam survei tersebut juga menemukan data jika lebih dari seperempat pasien klinik swasta terkemuka yang khusus menangani kecanduan pornografi berusia remaja.
Data yang terungkan menunjukkan jiak 12 persen remaja masa kini sering mengabadikan adegan ‘syur’ mereka dengan perangkat digital.
Dan tak jarang dari rekaman tersebut diunggah dengan sengaja atau tersebar secara tidak sengaja dan disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab.
Tink Palmer dari Marie Collins Foundation menegaskan jika pornografi online bisa dijadikan pintu masuk bagi para penjahat untuk melakukan niat busuk mereka.
Awalnya mereka menawarkan sesuatu yang menggiurkan di dunia maya kemudian mengajak untuk bertemu di ‘darat’ atau offline.
(Sidomi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar